Minggu, 01 Juli 2012

Makalah Proses Produksi


MAKALAH
PROSES PEMBUATAN EMPING MENINJO


1.      Latar Belakang
Emping melinjo merupakan sejenis kripik yang dibuat dari buah melinjo tua. Emping merupakan salah satu komoditi pertanian yang memiliki harga tinggi. Emping sangat cocok digunakan sebagai teman makan tape ketan atau pelengkap makanan lain seperti gado-gado, bubur, ketoprak, berbagai resep soto dan sop nusantara. 
www.agsfood.net
Ragam Sajian dengan Emping Melinjo


1.      Kualitas Emping Meninjo
Pembuatan emping pada dasarnya adalah proses pemipihan biji melinjo tua. Hasil dari proses pemipihan ini ada dua macam, yaitu emping tebal dan emping tipis. Emping tebal dihasilkan dengan memukul melinjo tanpa cangkang 1-2 kali. Warna kuning agak gelap dengan tingkat ketebalan dan kekeringan antara emping yang satu berbeda, sehingga sebelum digoreng harus dilakukan penjemuran terlebih dahulu. Namun terkadang tidak mengembang sempurna saat digoreng. Sedang emping tipis diperoleh dengan memukul melinjo tanpa cangkang beberapa kali hingga ketebalan tertentu, biasanya antara 0,5-1,5 mm. Warna kekuningan agak bening dengan tingkat ketebalan dan kekeringan yang seragam. Jika digoreng akan mengembang dengan baik.
Pembuatan emping tipis hingga saat ini belum dapat dilakukan dengan mesin pemipih melinjo. Pemipihan masih harus dilakukan secara manual, oleh orang yang berpengalaman. Emping melinjo tipis inilah yang disebut sebagai emping berkualitas tinggi.

2.      Peralatan yang Digunakan dalam Pembuatan Emping Meninjo
Peralatan yang digunakan untuk memproduksi emping melinjo masih sederhana, mudah diperoleh, dan relatif murah harganya. Alat-alat yang diperlukan antara lain:
a.      Batu landasan atau yang biasa disebut umpak
Umpak digunakan sebagai tempat/alas untuk memipihkan biji melinjo. Umpak biasanya memiliki permukaan yang rata dan licin serta terbuat dari kayu seperti kayu mahoni dan kayu sawo, tetapi ada juga umpak yang terbuat dari batu.. Umur ekonomis umpak biasanya berkisar antara 7-8 tahun.
b.        Palu/martil.
Martil digunakan untuk memecahkan cangkang/kulit keras serta memipihkan biji melinjo yang sudah disangrai. Martil tersebut terbuat dari besi baja. Ukuran berat martil bermacam-macam, mulai dari 1 kg, 1,5 kg, dan 2 kg bahkan ada yang sampai 3 kg.
c.        Sosok/kape.
Serok atau yang biasa disebut kape ini terbuat dari seng. Untuk memindahkan biji melinjo yang sudah dipipihkan di atas umpak ke anyaman bambu/rigen, maka digunakan serok/kape.
d.       Wajan
Wajan digunakan untuk menyangrai biji melinjo. Wajan tersebut terbuat dari tanah liat.
e.        Serok
Serok yang digunakan untuk mengaduk-aduk dan mengangkat biji melinjo yang disangrai di wajan biasanya terbuat dari stainless steel atau tempurung kelapa agar tidak karatan. Serok memiliki bagian bawah yang berlubang-lubang.
f.       Anyaman bambu (rigen)
Anyaman bambu/rigen yang digunakan untuk menjemur emping yang telah dipipihkan
biasanya berukuran 70cm x 80cm dan 60cm x 120cm
g.      Tungku
Tungku yang digunakan sebagai pemanas untuk menyangrai biji melinjo terbuat dari batu bata dengan P x L x T = 20 x 25 x15 cm serta mempunyai umur ekonomis > 25 tahun.
h.      Mesin pengepres kemasan
Mesin pengepres kemasan ada beberapa jenis, dari yang sederhana sampai yang modern untuk mengemas secara masal.


3.      Proses Pembuatan Emping Melinjo
      Pembuataatan emping melinjo memerlukan kesabaran untuk memperoleh hasil yang berkualitas. Tenaga kerja produksi, yang sering disebut pengrajin, umumnya adalah perempuan, yang biasanya berumur paruh baya (ibu-ibu). Tidak ada kualifikasi khusus yang diperlukan dalam industri emping. Keahlian membuat emping biasanya didapatkan dari turun-temurun. Bagi pengrajin emping, pekerjaan membuat emping merupakan pekerjaan sampingan dari pekerjaan utamanya yaitu bertani. Untuk menghasilkan emping yang berkualitas baik diperlukan bahan baku yang berkualitas. Biji melinjo yang berkualitas baik adalah biji melinjo yang sudah tua, yang secara fisik dapat diketahui dari kulit luar yang berwarna merah dan relatif segar (tidak disimpan terlalu lama).
1.   Buah melinjo di bersihkan dari daun dan buah yang sudah matang Tahap pertama dalam pembuatan emping yaitu pengupasan kulit luar biji melinjo. Kulit luar biji melinjo dikupas dengan menggunakan pisau. Kulit luar biji melinjo ini dapat digunakan untuk sayuran.
 
Pembersihan Melinjo
2.    Disangrai dengan pasir dan di aduk aduk sampai warna kulit luarnya menjadi kecoklatan. Biji melinjo yang sudah dikupas kulit luarnya dan sudah dikeringkan selama beberapa waktu seperti yang telah disebutkan di atas, kemudian disangrai. Prosesnya yaitu: pertamatama, wajan yang telah diisi pasir dipanaskan di atas tungku hingga panas pasirnya merata. Jika pasirnya sudah panas, biji melinjo dimasukkan dan diaduk-aduk bersama pasir hingga panasnya merata. Agar menghasilkan emping yang berkualitas bagus (rasanya gurih dan warna empingnya bening) maka selama proses penyangraian, waktunya tidak boleh terlalu cepat ataupun terlalu lama dihasilkan akan berwarna putih keruh. Waktu yang ideal untuk proses penyangraian ini biasanya ± 2 menit.

 
 
Proses Penyangraian

3.      Setelah warna kecoklatan lalu di pukul dengan batu atau alu hingga kulit yang keras terpecah biji melinjo yang telah bersih di pukul pukul hingga tipis. Emping yang sudah ditata di atas rigen kemudian dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan dengan bantuan sinar matahari. Biji melinjo yang sudah terkelupas cangkangnya langsung dipipihkan dengan cara menggetok/memukul biji melinjo tersebut hingga rata dengan menggunakan martil baja sebanyak 2-3 kali getok. Emping yang bagus adalah emping yang permukaannya tipis dan tidak cepat. Jadi semakin tipis emping tersebut, maka akan semakin bagus. Apabila ingin membuat emping ukuran yang lebih besar, maka caranya dengan meletakkan secara berdekatan biji melinjo pertama dengan biji melinjo berikutnya. Semakin besar ukuran yang diharapkan, makin banyak biji melinjo yang dibutuhkan.

Pemukulan Biji Melinjo
4.    Proses selanjutnya adalah emping di jemur  sehingga kandungan air dalam emping berkurang. Emping yang telah diangkat dari umpak, kemudian diletakkan di atas anyaman bambu/rigen. Peletakan emping tersebut tidak boleh sembarangan, harus diatur sedemikian rupa agar tidak saling bertumpuk (tidak tumpang tindih). Karena apabila saling bertumpukan, maka akan sulit untuk mengangkatnya (apabila diangkat, empingnya akan hancur).
 
Penjemuran Emping

5.      Tahap Sortasi Penyotiran bertujuan untuk memisahkan emping sesuai dengan kualitas. Kualitas fisik dinilai dari keutuhan bentuk, kejernihan, kepipihan dan bau. Emping yang telah benar-benar kering, kemudian disortir dahulu. Penyortiran emping tersebut dilakukan dengan cara:
a.       Memisahkan emping yang utuh dari yang pecah
b.      Memisahkan emping yang ada bintik-bintik hitamnya.
c.       Memisahkan emping yang tebal dari yang tipis
d.      Memisahkan emping yang berasal dari biji melinjo yang masih muda.
6.       Pengemasan
Setelah emping-emping tersebut disortir berdasarkan kualitas lalau dilakukan pengemasan. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan kemasan plastik dan atau karton, kemasan plastik biasanya sudah diberi label untuk yang akan dijual satuan. Emping dimasukkan ke kantong plastik dan ditimbang berat bersihnya (netto). Setelah itu barulah dipress dengan menggunakan mesin press. Ukuran kemasan kami mengunakan 0,5 kg dan 1 kg. Sementara untuk kemasan plasti yang dijual curah, biasanya dalam ukuran 5kg, 10 kg atau 15 kg. Emping-emping yang sudah dikemas tersebut sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dan kering. Kemasan karton digunakan untuk pengiriman produk ke tempat yang relatif jauh dan dalam jumlah besar/curah. Pemakaian kemasan karton bertujuan agar produk sampai di tempat tujuan dalam kondisi utuh dan baik.
Emping Siap Produksi

               https://docs.google.com/ proses+pembuatan+emping.
Google.com