Rabu, 25 Desember 2013

Kewiraswastaan


KEWIRASWASTAAN

 

 


A.                Karakteristik kewiraswastaan
Karakteristik wiraswasta ialah percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu menghadapi persoalan dengan baik, berpandangan luas jauh ke depan, mempunyai keuletan mental, lincah dalam berusaha, berupaya mengembangkan sayap, berani mengambil resiko, berguru kepada pengalaman.
Sejarah Amerika pada akhir abad ke sembilan belas, Heillbroner mengemukakan bahwa rata-rata wiraswastawan adalah anak dari orang tua yang mempunyai kondisi keuangan yang memadai, tidak miskin dan tidak kaya. Schumpeter menulis bahwa wiraswastawan tidak membentuk suatu kelas sosial tetapi berada dari semua kelas. Menurut Mc Clelland, karakteristik wiraswastawan adalah sebagai berikut:
1.      Keinginan untuk berprestasi
2.      Keinginan untuk bertanggung jawab
3.      Preferensi kepada resiko-resiko menengah
4.      Persepsi pada kemungkinan berhasil
5.      Rangsangan oleh unpan balik
6.      Aktifitas enerjik
7.      Orientasi ke masa depan
8.      Ketrampilan dalam pengorganisasian
9.      Sikap terhadap uang

B.                 Penentuan Petensi Kewiraswastaan
Karakteristik wiraswastawan sukses dengan nAch tinggi akan memberikan pedoman bagi analisa sendiri.
1.      Kemampuan inovatif.
Inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa baru, atau mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik.
2.      Toleransi terhadap kemenduaan (Ambiguity)
Berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yank tidak berstruktur dan tidak bisa diprediksi.
3.      Keinginan untuk berprestasi.
N Ach adalah tanda-tanda penting dari dorongan kewiraswastaan. Hal ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah didalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.
4.      Kemampuan perencanaan realistis.
Menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis. Tujuan ditetapkan sesuai dengan N Ach dari wiraswastawan.
5.      Kepemimpinan terorientasi pada tujuan.
Wiraswastawan membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan. N Ach yang tinggi memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka dan rekan kerja serta bawahan mereka kea rah tujuan yang ditetapkan.
6.       Obyektivitas
Wiraswastawan obyektif didalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas kewiraswastaannya dengan cara pragmatis. Wiraswastawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajarinya dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis.
7.      Tanggung jawab pribadi
Wiraswastawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
8.      Kemampuan beradaptasi.
Para wiraswastawan mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Ketika wiraswastawan terhambat oleh oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah, namun melihat situasi secara obyektif.
9.      Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator.
Wiraswastawan mempunyai kemampuan mengorganisasi dan administrasi didalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Mereka menghargai kompotensi dan akan memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas dengan efisien.

C.                Pengenalan Diri dan Motif Berprestasi
            Berdasarkan pengalaman-pengalaman diri sendiri atau belajar dari sebuah pelajaran tentang keberhasilan maupun kegagalan prestasi dan karir, maka wirausaha yang berhasil mempunyai ciri sebagai berikut:
1.      Pemikiran luwes dan kreatif maupun merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan dan mengambil tindakan.
2.      Bersedia bekerja dalam keadaan konflik, perubahan dan keragu-raguan
3.      Melakukan analisis diri sendiri dengan lingkungan
4.      Mampu menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran prestasi
5.      Bersedia menawarkan sesuatu yang berguna bagi orang lain
6.      Bersedia menciptakan kebutuhan lingkungan terhadap produk dan jasa.

D         Metode Analisis Diri Sendiri
            Kebutuhan yang akan membantu individu memutuskan apakah kepribadian mereka sesuai dengan peranan kewirausahaan. Mc Clelland mengemukakan 3 kebutuhan dasar mempengaruhi tujuan ekonomi:
1.      Kebutuhan untuk berprestasi (n Ach)
N Ach adalah motivasi untuk berprestasi karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, mencapai tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan kemajuan dalam bekerja. Karyawan perlu mendapatkan umpan balik dari lingkungannya sebagai sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasi tersebut.
2.      Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afil)
Kebutuhan berafiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yag ramah dan akrab. Individu mereflesikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dengan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi. Karakteristik dan sikap motivasi prestasi antara lain:
a.       Pencapaian adalah lebih lebih penting dari pada materi
b.      Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi yang lebih besar dari pada menerima pujian atau pengakuan
c.       Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran sukses.
3.      Kebutuhan untuk berkuasa (n POW)
Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.

Pengembangan n ACH
            Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi. n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan.
            Pengembangan n Ach bagi tercapainya kondisi bagi keberhasilan psikologis kondisi tersebut adalah menurut Chris Argyris.
1.      Individu mampu mendefinisikan tujuan mereka sendiri
2.      Tujuan tersebut berhubungan dengan kebutuhan, kemampuan dan nilai-nilai mereka
3.      Individu mendefinisikan arah dari tujuan tersebut
4.      Pencapaian tujuan tersebut mewakili tingkat aspirasi realistis bagi individu.


Manajemen Kewiraswastaan
1.      Indikasi kesempatan-kesempatan
Inivasi menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau memenuhi keinginan masyarakat dengan nilai manfaat yang tinggi.
2.      Analisis resiko
Berikut adalah salah satu bentuk resiko yang mempengaruhi adanya kewiraswastaan:
a.       Kekuatan perusahaan kecil:
-          Kebebasan untuk bertindak
-          Menyesuaikan kepada kebutuhan setempat
-          Peran serta dalam melakukan usaha atau tindakan
b.      Kekurangan perusahaan kecil:
-          Relatif lemah dalam spesialisasi
-          Modal dalam pengembangan terbatas
-          Karyawan relatif sulit untuk didapatkan
c.       Sebab-sebab kegagalan
-          Struktur modal yang tidak memadai
-          Penggunaan metode dan peralatan yang sudah rusak
-          Tidak adanya perencanaan jangka panjang
-          Kecakapan pribadi

Sumber: